Sabtu, 29 Mei 2010

Arsitek Teologi Reformasi: John Calvin

Untuk kesekian kalinya kita akan membahas tentang Bapak Reformator yang sudah sangat kita kenal, yaitu Yohanes Calvin. Ia, bersama-sama dengan Zwingli, Farel, dan Bucer yang mendahuluinya, memberi jasa yang besar bagi perkembangan kekristenan di Indonesia. Anda mungkin bertanya: "Kok bisa?"

Jika kita membaca sejarah gerakan Reformasi, maka kita akan melihat bahwa selain di Swiss, salah satu pusat gerakannya adalah di Belanda. Semenjak abad ke-17, para misionaris Belanda, termasuk yang dikirim ke Indonesia, telah memperkenalkan Protestanisme. Diperkirakan ada 65 hingga 200 ribu jiwa yang menjadi percaya pada 1815 di bawah gereja Reformasi yang diakui pemerintah Belanda saat itu, yaitu Gereja Protestan Hindia Timur. Pada 1914, ada kira-kira setengah juta orang yang telah dibaptis di wilayah jajahan Hindia Belanda. Gerakan misi-misi Kristen ini memasuki wilayah-wilayah Indonesia yang terpencil dan mereka melayani melalui sekolah-sekolah dan balai-balai pengobatan. Mereka juga terlibat dalam memperkenalkan bahasa-bahasa daerah yang belum pernah mengenal sistem tulisan sebelumnya dengan menerbitkan bahasa cetak mereka yang pertama dalam buku-buku, terutama Alkitab dan buku-buku Kristen. Secara tidak langsung, hal-hal yang disebutkan di atas ini menjadi hasil dari buah karya gerakan Reformasi Calvin bagi gereja dan masyarakat Kristen Indonesia secara luas.

Kembali ke Eropa, hingga saat ini, kita masih bisa melihat dampak teologi Reformasi dengan melihat kota Jenewa pada khususnya dan negara Swiss pada umumnya. Negara ini terkenal sebagai wilayah yang paling rendah tingkat kriminalitasnya dan paling tinggi taraf hidup masyarakatnya. Mengapa dampak teologi Reformasi ini bisa sedemikian luas dan kuat? Silakan membaca artikel di bawah ini dan Anda akan memahami jawabannya.

In Christ,
Redaksi Tamu e-Reformed,
Kusuma Negara
http://reformed.sabda.org/

Penulis:
W. Andrew Hoffecker
Edisi:
111/V/2009
Tanggal:
27-5-2009
Isi:

Apabila Luther adalah prajurit yang meluncurkan tembakan pembukaan Reformasi, maka Calvin adalah pakar utama yang mengonsolidasikan hasil-hasil kemajuan Protestan. Ia berusaha mereformasi bukan hanya doktrin dan organisasi gereja, seperti yang dilakukan oleh Luther, tetapi juga tatanan sosial-politik sesuai dengan firman Allah. Lahir di Noyon, Perancis, pada tahun 1509, 8 tahun sebelum Luther memakukan 95 tesisnya di pintu gereja di Wittenberg, Calvin adalah tokoh Reformasi generasi kedua. Ia belajar di beberapa sekolah untuk mendapat pendidikan humanisme.

Setelah ayahnya meninggal, ia meninggalkan studi hukumnya dan beralih
ke teologi. Seperti Luther, ia mengalami pertobatan yang dramatis,
namun ia tidak digerakkan oleh rasa bersalah dan rasa takut yang
mencekam seperti rekan Jermannya itu. Ketika penganiayaan hebat pecah
menimpa para tokoh Reformasi Protestan, Calvin berpindah-pindah untuk
seketika lamanya di Perancis dengan beberapa nama samaran, dan
kemudian menetap di Basel, Swiss, di mana ia mulai menulis bukunya,
Institutes of the Christian Religion.

Di antara banyak kontribusi yang diberikan oleh Calvin bagi Reformasi, buku ini yang paling bertahan. Menjelang penerbitan edisi terakhirnya tahun 1559, buku ini telah bertumbuh dari eksposisi ringan doktrin Kristen (enam bab) menjadi karya teologi Reformasi yang paling signifikan. Mula-mula buku ini adalah suatu diskusi tentang Sepuluh Perintah Allah, Pengakuan Iman Rasuli, dan Doa Bapa Kami. Dalam bentuk finalnya yang terdiri dari delapan puluh bab, buku ini diorganisasi menjadi empat buku yang terdiri dari pokok bahasan tentang Allah, Kristus, Roh Kudus, dan gereja.

Pada tahun 1536, Calvin dengan enggan menyetujui untuk membantu William Farel, yang mengancam dia dengan hukuman ilahi apabila ia tidak mau bergabung dengan usaha Reformasi di Jenewa. Calvin dan Farel mencoba untuk menjadikan kota itu sebagai satu model komunitas Kristen dengan menegakkan hukum moralitas yang tinggi.

Tetapi orang-orang Jenewa yang liberal menghalangi usaha-usaha reformasi itu. Setelah diusir oleh kota itu, Calvin kemudian pergi ke Strassbourg di mana ia menggembalakan sebuah gereja dari para pengungsi Protestan Perancis selama 3 tahun. Itu adalah tahun-tahun kehidupannya yang paling bahagia. Ia mendapatkan seorang istri, menulis sebuah liturgi Protestan untuk menggantikan aturan ibadah Katolik, bekerja bersama para tokoh Reformasi Jerman untuk mempersatukan kembali gereja, dan mulai menulis tafsiran-tafsirannya, yang akhirnya meliputi 49 kitab Alkitab.

Kemudian Jenewa memanggilnya kembali. Melalui aklamasi publik, Calvin kembali pada tahun 1541 karena para penerusnya gagal dalam kepemimpinan mereka. Di bawah bimbingan Calvin, Jenewa menjadi sentra internasional gerakan Reformasi. Pandangan-pandangan teologis, sosial, dan politiknya dikagumi di banyak negara ketika para pengungsi Protestan dari seluruh Eropa berkumpul di Jenewa di mana mereka mendirikan gereja-gereja lokal mereka sendiri. Calvin menjadi satu-satunya tokoh Reformasi internasional melalui korespondensi yang luas dengan para pengungsi ini ketika mereka kembali ke negeri mereka masing-masing sebagai misionaris-misionaris bagi Protestanisme.

Teologi Calvin: Kedaulatan Allah

Ide-ide Calvin, seperti juga ide-ide Luther, pada dasarnya menghidupkan kembali Augustinianisme. Prinsip fundamental yang mengisi setiap bab Institutes-nya adalah pandangannya tentang Allah sebagai Raja yang berdaulat atas segala ciptaan. Kedaulatan Allah bukanlah suatu ide yang abstrak dan spekulatif, tetapi merupakan suatu prinsip yang dinamis, suatu realitas yang menginformasikan kehidupan yang konkret, yang membentuk diskusi Calvin tentang setiap doktrin. Calvin berkeinginan bahwa pengenalan orang-orang percaya akan Allah "lebih berisi pengalaman hidup daripada spekulasi yang melayang tinggi dan sia-sia" (Institutes 1. 10. 2).

Dari semua atribut Allah, yang paling penting untuk dialami secara pribadi adalah providensi-Nya karena atribut ini paling konkret menunjukkan kedaulatan-Nya. Providensi Allah tak dapat dipisahkan dari karya-Nya sebagai Pencipta. Tetapi jika Allah hanya sekadar Pencipta, Ia tidak akan berhubungan dengan ciptaan itu, sama seperti seorang pembuat jam yang tidak lagi terlibat dengan beroperasinya sebuah jam setelah ia membuatnya. Sebab itu, Calvin memandang providensi pemeliharaan Allah meliputi seluruh tatanan ciptaan. "Ia menopang, memberi makan, dan memerhatikan segala sesuatu yang telah dijadikan-Nya, bahkan burung pipit yang tak berarti sekalipun" (Institutes 1. 16. 1). Rencana rahasia Allah mengatur segala eksistensi, dari benda-benda yang tak berjiwa sampai kehidupan binatang dan juga manusia. Kehendak Allah yang tak terselidiki akan mengarahkan segala sesuatu. Implikasi-implikasi pandangan tentang Allah ini jelas sangat luas. Calvin bersikeras bahwa pandangannya tidak memimpin ke dalam fatalisme atau menolak tanggung jawab manusia. Berulang-ulang, ia menegaskan bahwa perhatian utamanya adalah menerangkan apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang pokok yang sukar ini. Allah tidak berlaku seperti tuan tanah yang tidak ada di tempat. Ia secara akrab melibatkan diri dengan ciptaan. Calvin mengutip beberapa nas dari Perjanjian Lama maupun Baru untuk mendukung kendali Allah yang menyeluruh atas apa yang telah dijadikan-Nya. Sementara menegaskan providensi Allah, ia menolak gagasan tentang nasib, kebetulan, dan keberuntungan serta menganggapnya sebagai "temuan-temuan kafir".

Sebab itu, sejak awal Calvin membicarakan doktrin tentang Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara, bukan sebagai Penyebab pertama atau Penggerak yang tidak digerakkan, yang abstrak dan impersonal. Termasuk dalam gagasan tentang Allah sebagai Pencipta adalah bahwa Allah berpribadi dan bahwa Ia berkehendak dan mengatur apa yang telah dijadikan-Nya. Tidak seperti pandangan Aquinas, ide Calvin tentang Allah yang berpribadi tidak ditambahkan setelah ia terlebih dahulu membuktikan eksistensi-Nya (seperti yang dilakukan oleh Aquinas ketika mengadaptasi bukti-bukti rasional Aristoteles tentang suatu Penggerak yang tidak digerakkan atau Penyebab pertama). Calvin menolak dan menganggap tidak alkitabiah segala ide tentang Allah sebagai sekadar Penggerak pertama yang mengawali "suatu gerakan universal tertentu, menggerakkan seluruh mesin dunia dan masing-masing bagiannya" (Institutes 1. 16. 1). Allah itu berpribadi dan secara aktif berpartisipasi dalam ciptaan.

Dengan demikian, Calvin membicarakan providensi Allah tidak sekadar untuk isi intelektual dari providensi tersebut, tetapi untuk nilai religius praktis yang luar biasa besarnya bagi orang beriman. Kepercayaan pada providensi Allah memberi penghiburan besar kepada orang beriman bahwa segala kehidupan berada di bawah kendali Bapa surgawi yang penuh kasih. Pada saat yang sama, kepercayaan ini memberi suatu rasa takjub dan takut yang sepantasnya terhadap Allah, karena dalam rencana-Nya, Allah juga menyatakan kepada orang-orang Kristen tanggung jawab mereka untuk menemukan dan menggenapi kehendak-Nya. Berusaha mempertemukan kedaulatan Allah dengan tanggung jawab manusia, Calvin menegaskan penundukkan pada kehendak Allah dan mengakui serta menerima bagaimana Allah memakai keadaan-keadaan sekitar untuk mengajar kita taat pada firman-Nya.

Hati orang Kristen, karena ia telah diyakinkan bahwa segala sesuatu terjadi oleh rencana Allah, dan bahwa tidak ada suatu apa pun yang terjadi secara kebetulan, akan selalu melihat kepada-Nya sebagai Penyebab utama dari segala hal, tetapi juga akan memberi perhatian pada penyebab-penyebab kedua di tempat mereka yang sepantasnya .... Sejauh menyangkut manusia, apakah ia baik atau jahat, hati orang Kristen akan mengetahui bahwa segala rencana, kehendak, usaha, dan kemampuan manusia berada dalam tangan Allah; bahwa itu berada dalam pilihan-Nya untuk mengarahkannya sesuai dengan kehendak-Nya atau mengekangnya kapan pun Ia menghendakinya (Institutes 1. 17. 6).

Orang-orang Kristen tidak hanya mengerti dan mengalami providensi Allah melalui iman, tetapi juga menyerahkan kehendak mereka pada kedaulatan Allah untuk menaati perintah-perintah-Nya. Kaum Calvinis dilegakan dari kecemasan yang menulahi orang-orang tak percaya yang tidak menyadari maksud dan rencana Allah yang sedang dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun menjalankan tanggung jawab mereka sendiri untuk mengatur kehidupan mereka sehari-hari menurut prinsip-prinsip alkitabiah, kaum Calvinis mengakui dan menerima dengan iman yang sederhana bahwa apa pun yang terjadi berada di bawah pemeliharaan providensia Allah.

Antropologi Calvin: Penciptaan, Kejatuhan, Penebusan

Karena Allah adalah Raja yang berdaulat yang memerintah atas ciptaan-Nya, maka segala sesuatu yang diciptakan-Nya, termasuk manusia, harus melayani dan memuliakan Dia. Moto Calvin menjelaskan tugas kita: "Hatiku kupersembahkan kepada-Mu, O Tuhan, siap dan tulus."

Karena manusia telah berdosa, mereka tidak hidup sesuai maksud asali mereka. Seperti Luther, Augustinus, dan Paulus, Calvin dengan tajam mempertentangkan kemuliaan dan ketulusan asali manusia sebagai gambar Allah dengan kerusakan dan kefasikannya setelah kejatuhan.

Alkitab melukiskan manusia yang telah jatuh sebagai manusia yang tidak memunyai kebaikan dan kekuatan. Tidak ada perbuatan manusia yang tak ternodai oleh kerusakan yang diakibatkan oleh kejatuhan itu. Meskipun gambar ilahi tidak sama sekali rusak, tetapi gambar ini telah mengalami distorsi yang luar biasa. Dihukum karena dosanya dengan diambil hikmat dan kebenarannya, Adam menunjukkan kebodohan, kesia-siaan, dan kefasikan. Adam yang telah jatuh ini menurunkan pembawaan-pembawaan ini kepada keturunannya dalam kesalahan dan kerusakan yang disebut sebagai "dosa asal". Dosa asal bukan hanya kerusakan yang diwariskan, tetapi juga, menurut Calvin, merupakan kesalahan yang diimputasikan, suatu putusan hukum yang dikenakan oleh Allah seperti dalam sidang pengadilan. Mengulangi pengajaran Paulus dalam Roma 5, Calvin mengajarkan bahwa Adam berdosa bukan sekadar bagi dirinya, tetapi sebagai seorang wakil federal bagi seluruh umat manusia, sama seperti Kristus, "Adam Kedua", yang mati sebagai wakil bagi dosa manusia.

Kerusakan yang kita warisi berarti bahwa setiap kehendak individual diperbudak oleh dosa, dan kita sama sekali tidak dapat melakukan yang baik. Manusia yang jatuh tidak memunyai kehendak bebas moral. Karena kehendak manusia dalam keadaan naturalnya, belum ditebus, adalah hamba dosa, hanya orang-orang yang telah dibebaskan oleh anugerah Allah-lah yang adalah agen-agen moral yang bebas. Tidak setuju dengan banyak filsuf, Calvin bersikeras bahwa kehendak dan rasio manusia begitu dilumpuhkan oleh dosa sehingga ia tidak dapat berfungsi seperti yang dimaksudkan sejak asalnya, manusia tidak dapat berbuat baik dan menyembah Allah. Calvin berpendapat bahwa, di antara semua Bapa Gereja, hanya Augustinus yang mengenali cakupan sepenuhnya dari kerusakan manusia. Dosa begitu merusakkan natur manusia sehingga manusia dalam keberadaan totalnya (akal, kehendak, afeksi, dsb.) dapat melakukan yang baik yang diwajibkan Allah baginya hanya melalui anugerah Allah saja.

Pandangan Calvin tentang keselamatan adalah bahwa dalam kasih dan ketaatan dan sebagai pengganti, Kristus telah membayar hukuman bagi dosa di Kalvari untuk menyelamatkan orang-orang yang telah dipilih Allah untuk diselamatkan. Dalam penebusan, anugerah Allah diimputasikan kepada (dianggap sebagai milik) orang-orang percaya, bukan diinfusikan (dicurahkan) ke dalam diri orang-orang percaya. Calvin menerangkan doktrin keselamatan dalam pembicaraannya tentang karya Roh Kudus, yang menerapkan karya Kristus kepada orang percaya. Roh menciptakan pertobatan dan iman dalam hati serta memperbarui gambar Allah dalam orang-orang yang telah dipilih untuk ditebus itu. Mengikuti Paulus dalam Efesus 2:8-9, Calvin menyatakan bahwa iman adalah sarana yang melaluinya orang-orang percaya dipersatukan dengan Allah, tetapi iman itu sendiri adalah suatu pemberian dari Allah. Perbuatan baik mengikuti iman, tetapi tidak dapat menjadi dasar bagi keselamatan. Dalam keselamatan, seperti dalam penciptaan dan penataan dunia, tema Calvin yang berulang adalah kebergantungan manusia pada kedaulatan Allah.

Calvin memakai istilah pemilihan untuk menerangkan bagaimana kedaulatan Allah beroperasi dalam keselamatan. Hanya setelah memahami kondisi keberdosaan manusia, kita dapat memahami keniscayaan adanya pilihan. Orang-orang yang tidak menegaskan pemilihan oleh Allah, menurut pendapat Calvin, cenderung kepada berbagai bentuk Pelagianisme, yang mengajarkan bahwa manusia dapat mengusahakan keselamatan mereka sendiri tanpa anugerah Allah atau memerlukan anugerah untuk membantu mereka dalam usaha menyelamatkan diri sendiri. Doktrin Calvin tentang pilihan atau predestinasi menentang pandangan Renaisans tentang "homo mensura" (manusia adalah ukurannya) dan gagasan abad pertengahan tentang anugerah kooperatif, yang keduanya mendukung otonomi manusia.

Dalam menerangkan tentang doktrin pilihan, Calvin menegaskan hanya ide-ide yang secara jelas diajarkan dalam Alkitab. Ia mencela setiap teologi yang melampaui pengajaran eksplisit Alkitab sebagai pemikiran spekulatif. Sebab itu, argumen pertamanya adalah bahwa Alkitab secara gamblang mengajarkan tentang pemilihan melalui istilah-istilah seperti memilih, mempredestinasi, dan lain-lain. Misalnya, dalam Perjanjian Lama, Allah memilih Israel untuk menerima penyataan khususnya dalam kovenan dengan Musa. Allah memilih Israel bukan karena ada jasa atau ada kualitas tertentu yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi, tetapi hanya karena Ia berkehendak menunjukkan anugerah-Nya dengan menebus mereka sebagai satu umat (lih. Ul. 7:7-8). Bahkan di dalam Israel, tidak semua orang dipilih, tetapi hanya satu "sisa" (Kej. 45:7; Yes. 10:21). Calvin mengutip kedaulatan Allah dalam "memilih Yakub dan menolak Esau" sebagai contoh pemilihan (Rm. 9:13). Dengan demikian, pemilihan bersifat kolektif dan juga individual dalam Alkitab. Dari Abraham sampai para nabi, Allah memanggil satu bangsa untuk menjadi milik-Nya.

Calvin mencatat banyak nas dalam Perjanjian Baru yang mengilustrasikan kedaulatan Allah dalam pemilihan dan predestinasi. Misalnya, pernyataan Yesus: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu" (Yoh. 15:16) (*1), dan perkataan Paulus, "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan .... Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya" (Ef. 1:4-5) (*2), meneguhkan kedaulatan Allah dalam pilihan. Calvin menyimpulkan bahwa Alkitab dengan jelas mengajarkan predestinasi. Kedaulatan anugerah Allah dalam pemilihan adalah keniscayaan karena manusia mati dalam dosa, tanpa kebebasan kehendak yang sejati, manusia tidak dapat memilih Allah bagi dirinya sendiri. Tanpa predestinasi, Allah tidak berdaulat, umat manusia akan terhilang dalam dosa secara kekal. Dalam rencana penebusan-Nya, Allah memilih untuk menebus sebagian manusia untuk memuliakan nama-Nya yang kudus. Alasan mengapa Ia memilih metode keselamatan seperti itu berada dalam kehendak-Nya sendiri yang berdaulat.

Akhirnya, Calvin menjawab keberatan-keberatan yang diajukan terhadap doktrin pemilihan. Tanggapan-tanggapan mengambil beberapa bentuk:

(1) Sebelumnya ia telah menyatakan bahwa kehendak bebas adalah suatu ciptaan filsafat yang keliru. Jika manusia "mati dalam dosa" (Ef. 2:1), maka hanya anugerah Allah saja yang dapat menyelamatkannya. Pengajaran alkitabiah tentang dosa asal menjawab banyak keberatan terhadap doktrin pilihan, karena kerusakan manusia adalah suatu presuposisi penting tentang keniscayaan predestinasi Allah yang berdaulat.

(2) Sebagian keberatan adalah karena menganggap pemilihan itu tidak adil, membuat rasa tanggung jawab kita menjadi tidak ada artinya. Calvin menjawab bahwa dalam Alkitab, Allah sendiri adalah prinsip keadilan yang tertinggi. Seperti yang terlihat jelas dalam contoh Perjanjian Lama tentang Ayub, manusia tidak boleh memegahkan diri dan menuduh Allah tidak adil jika Ia memilih sebagian dan menolak sebagian lainnya. Mempertanyakan tindakan Allah menyiratkan bahwa kita dapat meminta pertanggungjawaban dari Allah, yang berarti menempatkan diri kita atau klaim-klaim kita di atas Dia. Itu adalah puncak arogansi manusia. Keadilan Allah jauh lebih tinggi melampaui segala konsepsi manusia tentang keadilan.

Bertentangan dengan pendapat umum, kata Calvin, kedaulatan Allah tidak meniadakan tanggung jawab manusia. Meskipun kedua hal ini tampaknya tidak dapat diperdamaikan, Alkitab meneguhkan kedua fakta ini, yaitu bahwa anugerah yang berdaulat adalah satu-satunya sarana yang melaluinya kita dapat diselamatkan dan bahwa kita masih harus mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan kita. Meskipun penalaran manusia yang terbatas tidak dapat menyelesaikan dua fakta yang kelihatan bertentangan ini, kita harus meneguhkan keduanya sebagai kebenaran. Kedaulatan Allah dan akuntabilitas manusia, keduanya diajarkan dalam Alkitab, dan hubungan di antara keduanya sesungguhnya adalah suatu misteri besar. Kedaulatan Allah sendiri mengesahkan tanggung jawab manusia. Pandangan-pandangan yang mengajarkan kehendak bebas sebagai dasar satu-satunya bagi tanggung jawab moral memberikan otonomi kepada pilihan manusia, otonomi yang justru diajarkan oleh Alkitab sebagai milik Allah sendiri saja. Pandangan Calvin lebih seimbang daripada yang sering diakui oleh orang-orang yang meremehkannya. Orang-orang Kristen harus menegaskan kedaulatan Allah atas seluruh tatanan ciptaan, sehingga segala sesuatu ditentukan oleh kehendak Allah yang tak terselidiki, dan tanggung jawab moral dan spiritual kita. Dengan cara yang misterius, di luar pemahaman manusia, Allah menuntut tanggung jawab manusia atas segala tindakannya.

Suatu nas klasik Perjanjian Baru yang mengajarkan tentang predestinasi sekaligus tanggung jawab manusia adalah Kisah Para Rasul 2:23. Dalam khotbah Pentakostanya, Petrus menyatakan bahwa Allah telah mempredestinasikan kematian Yesus di atas salib sebagai bagian dari rencana keselamatan ilahi. Tetapi Petrus juga menyatakan bahwa orang-orang yang menyalibkan Yesus bertanggung jawab atas kematian Sang Anak Allah. Baik predestinasi Allah maupun tanggung jawab manusia tidak dikompromikan, karena keduanya dinyatakan dengan tegas. Tanpa sepenuhnya memahami bagaimana keduanya adalah benar, orang-orang Kristen diserukan untuk menekankan keduanya secara seimbang karena keduanya diajarkan dalam Alkitab.

(3) Dalam mempertahankan doktrin pilihan, Calvin juga merujuk kepada pengalaman eksistensial kita bahwa kita tidak mampu untuk melakukan apa yang diwajibkan oleh Allah dalam firman-Nya. Ia mengutip Pernyataan Paulus dalam Roma 7:15-20 bahwa meskipun kita mengetahui dan ingin melakukan yang baik, kita masih melakukan yang jahat. Kita mendapati dalam firman Allah bahwa anugerah adalah keniscayaan dan dijanjikan kepada kita dan diteguhkan dalam pengalaman kita sendiri. Di samping itu, doktrin pilihan ilahi tidak dimaksudkan untuk membuat orang-orang percaya cemas tentang apakah mereka dipilih atau tidak, tetapi justru mengantisipasi kecemasan seperti itu dengan memberikan keyakinan keselamatan dan penghiburan. Jauh dari sekadar suatu ide spekulatif tentang bagaimana Allah berhubungan dengan ciptaan-Nya, kedaulatan Allah dalam predestinasi, ketika dipahami secara benar, akan memberi nilai praktis yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran ini memberi kita keyakinan bahwa Allah menjalankan pemeliharan pribadi atas segala peristiwa. Kepercayaan bahwa Allah adalah Tuhan dan Juru Selamat kehidupan pribadi kita menangkal keputusasaan.

Pada akhir abad keenam belas dan permulaan abad ketujuh belas, Jacob Arminius, seorang teolog Belanda, mengajukan suatu alternatif bagi pandangan tentang predestinasi yang dipegang oleh Augustinus, Luther, dan Calvin. Arminius percaya bahwa prapengetahuan Allah mendahului predestinasi-Nya, sebab itu, pilihan Allah tidak absolut, tetapi bersyarat. Allah memilih orang-orang berdasarkan prapengetahuan-Nya tentang apakah mereka akan menerima atau menolak Kristus dan karya keselamatan-Nya. Arminius berusaha mencari dasar pijak antara kepercayaan Calvin pada predestinasi absolut Allah dan pengajaran Pelagius tentang otonomi manusia. Tidak seperti Pelagius, Arminius percaya bahwa dosa asal tidak hanya melumpuhkan kehendak manusia, tetapi juga menjadikannya sama sekali tidak mampu melakukan apa yang baik terlepas dari anugerah Allah. Tanpa anugerah Allah yang mempersiapkannya, manusia mati dalam dosa. Arminius juga percaya bahwa Kristus tidak membayar hukuman bagi dosa setiap orang, tetapi bahwa penderitaan Kristus tersedia hanya bagi orang-orang yang memilih untuk menerima Dia. Allah mengampuni dosa orang yang bertobat dan percaya. Keselamatan, dengan demikian, adalah suatu usaha kerja sama antara manusia dan Allah, sama seperti yang diajarkan Thomas Aquinas dalam sintesis Abad Pertengahannya.

Teologi Arminius dengan kuat memengaruhi pemikiran Protestan, khususnya evangelikalisme, di kedua sisi benua Atlantik. John Wesley memopulerkan ide-ide Arminian dalam Kebangunan Rohani Injili Inggris pada abad kedelapan belas dan menjadikannya inti teologi Metodis. Banyak denominasi Amerika, seperti Baptis, kaum independen, dan kelompok-kelompok kekudusan, berkomitmen pada pandangan-pandangan Arminian.

Ringkasan Reformasi

Teologi dan antropologi para tokoh Reformasi melukiskan bagaimana telitinya mereka merevisi doktrin dan kehidupan gereja Kristen (*3). Pandangan yang mereka rumuskan dengan sukses menantang mentalitas sintesis yang telah mendominasi gereja selama berabad-abad. Dan mereka tidak menciptakan suatu bentuk baru dari kekristenan, suatu perspektif yang sebelumnya tidak pernah dikenal dalam gereja. Tidak dimotivasi oleh suatu semangat untuk mencari yang baru, para tokoh Reformasi mengembangkan ide-ide alkitabiah yang di atasnya gereja secara asali didirikan. Mereka berusaha untuk melenyapkan segala sistem filsafat asing dari pemikiran Kristen dan kembali kepada pengajaran-pengajaran Paulus dan Augustinus untuk membentuk ulang setiap area doktrin dan praktik.

Karena asumsi-asumsi para tokoh Reformasi berbeda begitu tajam dengan asumsi-asumsi para pendahulu mereka, perubahan-perubahan radikal terjadi. Otoritas-otoritas lama yang mencampur Alkitab dengan filsafat, sejarah, dan tradisi ditolak dan digantikan dengan mereka yang secara sadar menerima Alkitab sendiri sebagai dasar bagi iman dan kehidupan. Luther menentang otoritas Paus dan juga Kaisar. Calvin membawa misi Reformasi lebih jauh untuk memikirkan kembali keseluruhan doktrin Kristen. Pekerjaan mereka memecah gereja Barat menjadi dua bagian, suatu perpecahan yang telah berlangsung sampai masa kita sekarang. Orang-orang Katolik memulai Kontra-Reformasi untuk menjawab tuduhan-tuduhan kaum Protestan dan juga untuk mereformasi berbagai penyalahgunaan yang menghalangi pelayanan mereka sendiri. Hal yang sentral bagi Kontra Reformasi adalah Konsili Trent (1545 -- 1563), yang menegaskan kembali kebanyakan doktrin Abad Pertengahan, termasuk sintesis Thomas Aquinas tentang ide-ide Aristotelian dan alkitabiah.

Para tokoh Reformasi bukannya sudah sempurna. Sebagian pengikut Luther dan Calvin telah memodifikasi pandangan-pandangan mereka. Tetapi dua pilar Reformasi ini dengan kuat menegaskan kedaulatan Allah dan mendesak orang-orang untuk mengakui bahwa satu-satunya alternatif bagi kedaulatan Allah adalah kecenderungan, kuat atau lemah, pada otonomi manusia, yang menjadi kata favorit dalam era modern.

(*1) Bdk. Yoh. 6:39, 44-45; 13:18; 17:9
(*2) Bdk. Rm. 8:29; 9:10-13
(*3) Untuk sederhananya, kami membatasi studi kita tentang Protestanisme sebagai satu wawasan dunia pada ide-ide Luther dan Calvin saja. Dengan demikian, kami meniadakan berbagai kelompok yang disebut para tokoh Reformasi radikal dan kaum Anabaptis dan sekte-sekte Reformasi lainnya. Karena kami percaya ide-ide mereka memunyai signifikansi yang lebih besar bagi implikasi-implikasi sosial wawasan dunia, kami menyimpan diskusi tentang ide-ide mereka ini untuk pembahasan kita tentang masyarakat dalam jilid 2.

Untuk Bacaan Lebih Lanjut

Althaus, P. The Theology of Martin Luther. Philadelphia: Fortress, 1966.

Bainton, Roland H. Here I Stand: A Life of Martin Luther. New York: Abingdon Cokesbury, 1950.

Bangs, C. D. Arminius. A Study in the Dutch Reformation. Nashville: Abingdon, 1971.

______. The Reformation of the Sixteenth Century. Boston: Beacon, 1952.

Chadwick, Owen. The Reformation. Baltimore: Penguin, 1968.

Dickens, A. G. The Counter Reformation. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1963.

Duffield, John, ed. John Calvin. Grand Rapids: Eerdmans, 1966.

Leith, John. An Introduction to the Reformed Tradition. Atlanta: John Knox Press, 1977.

McNeill, John T. The History and Character of Calvinism. New York: Oxford University Press, 1954.

McNeill, John T. dan Ford Lewis Battles, ed. John Calvin: Institutes of the Christian Religion. Philadelphia: Westminster Press, 1960.

Niesel, W. The Theology of Calvin. London, 1956.

Ozment, Steven. The Age of Reform: An Intellectual and Religious History of Late Medieval and Reformation Europe. New Haven: Yale University Press, 1980.

Parker, T. H. L. John Calvin: A Biography. Philadelphia: Westminster Press, 1975.

Pelikan, J. dan H. T. Lehmann, ed. Luther's Works. 55 vol. St. Louis: Concordia, 1955-76.

Schwiebert, E. G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia, 1950.

Wendel, Francois. Calvin: The Origin and Development of His Religious Thought. New York: Oxford, 1954.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul buku:Membangun Wawasan Dunia Kristen, Volume 1: Allah, Manusia, dan Pengetahuan
Judul asli buku:Building Christian Worldview, Vol 1: God, Man, and Knowledge
Penulis:W. Andrew Hoffecker
Penerjemah:Peter Suwandi Wong
Penerbit:Penerbit Momentum, Surabaya 2006
Halaman:138 -- 148

Jumat, 28 Mei 2010

Mengerti Firman Tuhan

Ayat bacaan: Lukas 11:28
===================
Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

mengerti firman TuhanHari ini salah satu dari dua anjing chihuahua kami berulang tahun. Tidak terasa, sudah 3 tahun ia menjadi bagian hidup kami. Jika bagi sebagian orang anjing hanya sekedar binatang peliharaan, atau dijadikan penjaga rumah, bagi kami dia sudah seperti anak sendiri. Kip adalah seekor anjing yang sangat pintar dan sangat patuh. Dia akan minta dibawa keluar kalau kebelet, dia akan minta kalau air minumnya habis, tidak pernah mengacak-acak atau mengotori rumah. Dia selalu manja dan tidak segan-segan mendatangi kami untuk dibelai atau minta digendong. Tidak hanya itu keistimewaan Kip. Dia juga anjing yang penyayang dan perhatian. Jika salah satu diantara kami sedang kesal, dia akan menghampiri, menempel atau naik ke pangkuan dan segera menghibur. Suatu kali ketika saya menegur anjing satunya karena pipis sembarangan, Kip lah yang datang meminta maaf. Dia mengulurkan tangannya, dan menarik tangan saya ke arah anjing yang sedang dimarahi. Apa yang dia lakukan terasa menegur saya karena kurang bisa mengontrol kemarahan pada saat itu. Kedekatan selama 3 tahun membuat kami dan Kip bisa saling memahami meskipun bahasa yang dipergunakan jelas-jelas berbeda.

Luar biasa melihat bagaimana anjing bisa mempunyai rasa kasih dan kepedulian tinggi. Tapi semua itu tidaklah didapat secara instan. Kip sejak kecil diajar untuk mengerti kata-kata sederhana yang kami pakai buat mengajarkannya. Dia dulu juga pernah salah, dan setiap kesalahannya kami tegur sampai dia bisa mengerti hal yang baik dan buruk untuk dilakukan. Dia bukan hanya diajarkan untuk mengerti lewat hukuman, tapi juga mengerti akan kelakuannya yang benar lewat pujian yang kami berikan padanya. Dalam selang waktu tertentu, Kip pun menjadi anjing yang patuh, baik dan setia. Ini paralel dengan kita, manusia yang terus dibentuk Tuhan agar menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Seharusnya kita akan lebih mudah untuk mengerti karena kita memiliki hati nurani dan roh, yang tidak dimiliki oleh hewan. Kristus berulang kali menekankan pentingnya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kita bukan hanya sekedar membaca, tapi juga diminta untuk mengerti dan melakukan. Tanpa itu semua, sia-sialah apa yang kita ketahui. Lihat bagaimana Yesus menegur beberapa orang Saduki karena mereka tahu isi, tapi tidak mengerti kitab suci. Hal demikian disebut Yesus dengan sesat. (Matius 22:29). Ayat hari ini pun menggambarkan dengan jelas, bahwa orang yang bahagia adalah siapa saja yang mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya (dalam bahasa inggris dikatakan "But He said, Blessed (happy and to be envied) rather are those who hear the Word of God and obey and practice it!"

Dalam kisah "perumpamaan tentang seorang penabur" pada Matius 13:1-23,Yesus menjelaskan bahwa apa yang ditaburkan di tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman, lalu mengerti akan firman itu. Dan karenanya, orang yang berlaku demikian akan berbuah berlipat ganda. (Matius 13:23) Jika kita mau hidup bahagia dan hidup berbuah berlipat ganda, kita tidak cukup hanya membaca firman Tuhan, tapi juga harus mengerti, taat dan melaksanakannya. Ketika seekor anjing bisa belajar dari tuannya untuk kemudian patuh, taat dan setia, kita seharusnya bisa lebih baik lagi menerima pengajaran-pengajaran Tuhan, memahaminya dengan baik, serta melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita melakukan semua itu, nikmatilah hidup yang bahagia dan berbuah.

Tidak hanya membaca, tapi kita harus mengerti dan melakukan segala sesuatu sesuai firman Tuhan untuk hidup bahagia dan penuh buah

Kamis, 27 Mei 2010

Tuhan Yesus Sahabatku

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

“Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”

“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta.”

“Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?”

“Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini.
Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar.

Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa..
paling
tidak aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi.
Tolong Tuhan.

Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.
Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.

Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu.
Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.”

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!”

Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun.

Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..”

“Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!”

christmas-giftAndy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.

“Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!”

Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?”

Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan.

Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan.

Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.

“Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?”

“Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya?”

Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

“Apa yang dikatakan?”

“Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat kadonya.
Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang.
Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan.”

Sumber: Tidak diketahui

Selasa, 25 Mei 2010

LEMBAH KELAM KEHIDUPAN

MAZMUR 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Di Israel ada lembah yang begitu dalam dan sempit. Lembah tsb begitu dalam sehingga matahari hanya sekali saja menerangi dasar lembah tsb yaitu pada puncak tengah hari –selebihnya, dasar lembah tsb selalu gelap. Waktu bertumbuh menjadi seorang gembala, Daud sering membawa domba-dombanya melalui lembah ini. Dan kalau Saudara mempelajari Alkitab maka istilah “lembah” seringkali dihubungan dengan masa-masa sukar dalam kehidupan kita.

- Yosua => Lembah Akhor = trouble/kesusahan 7:24

- Maz 84 => Lembah Baka = weeping/Air Mata

- Maz 23=> Lembah kelam

5 FAKTA TENTANG LEMBAH KELAM

1. PENGALAMAN LEMBAH TIDAK TERHINDARKAN

Yohanes 16:33

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan (In the world you will have tribulation), tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Di dalam dunia kamu “akan” mengalami penderitaan. Jadi ini bukan masalah “if” tapi “when”, terlepas apakah Saudara suka atau tidak. Saudara pasti akan mengalami kesukaran, kekecewaan, kesedihan dalam hidup ini. Ada masa penderitaan, patah semangat dan penyakit menyerang Saudara. Ada masa kegagalan, kefrustasian & kelelahan, Saudara suka atau tidak.

2. PENGALAMAN LEMBAH TIDAK BISA DIPERKIRAKAN

Saudara tidak bisa merencanakannya. Saudara tidak bisa menetapkan waktunya. Saudara tidak bisa menjadwalkannya. Pengalaman lembah justru biasanya muncul di saat-saat yang sangat tidak tepat. Pengalaman lembah sering muncul justru di waktu yang tidak diharapkan. Waktu Saudara sementara menghadapi dari segala sisi. Dan kemudiah yang Saudara hadapi adalah masalah dan masalah. Akan lebih mudah seandainya Saudara dan Saya bisa menjadwalkan pengalaman lembah dalam kehidupan kita, tapi sayangnya hal tsb tidak bisa terjadi.

Yeremia 4:20

Kehancuran demi kehancuran dikabarkan, seluruh negeri dirusakkan; kemahku dirusakkan dengan tiba-tiba, tendaku dalam sekejap mata

Saudara, pengalaman lembah tidak bisa diperkirakan.

3. PENGALAMAN LEMBAH TIDAK PANDANG BULU

Pengalaman lembah tidak peduli apa Saudara kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak. Dia tidak peduli Saudara cantik atau jelek, kurus atau gemuk, tua atau muda, Artinya : tidak ada yang kebal terhadap pengalaman ini. Tidak ada yang imun terhadap penderitaan dan kesengsaraan. Tidak ada orang yang bisa menjalani hidup bebas dari masalah. Semua orang punya masalah, tidak peduli apakah Saudara orang baik atau bukan. Orang baik orang jahat, kita semua mengalami masa sukar, penderitaan, gangguan, masa suram, depresi. Dan kalau Saudara mengalami hal tsb, bukan berarti Saudara adalah orang jahat. Hal itu hanya berarti bahwa Saudara adalah orang yang normal. Bukan berarti bahwa Saudara adalah manusia jahat. Hal itu hanya berarti bahwa Saudara adalah manusia biasa. Alkitab secara jelas memberitahu bahwa kadang-kadang hal-hal buruk menimpa orang baik dan kadang-kadang hal-hal baik bisa dialami oleh orang-orang jahat.

Matius 5:45

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

4. PENGALAMAN LEMBAH HANYA SEMENTARA

Saudara tidak akan tinggal dalam pengalaman lembah selama-lamanya.

Mazmur 23:4 Yea, though I walk through the valley of the shadow of death, I will fear no evil: for thou art with me; thy rod and thy staff they comfort me.

“Through” = melewati! Semua masa sukar ada masa berakhirnya, ada “expire date.” Masa sukar seperti terowongan. Saudara masuk terowongan tampaknya semua gelap, tetapi ada terang di ujung terowongan. Saudara ingat, setiap kali Saudara masuk ke dalam terowongan ada terang di ujung terowongan tsb. Itu sebabnya bunuh diri merupakan suatu perbuatan yang bodoh, karena bunuh diri adalah SOLUSI PERMANEN untuk PROBLEM YANG TEMPORER. Robert Schuller : Though Times Never Last, but Tough People Do Ketabahan akan mengalahkan masa sukar dan penderitaan. Kalau Saudara tabah maka Saudara akan keluar dari terowongan dan melihat terang Tuhan yang bersinar.

2 Korintus 4:17

Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Jadi semua penderitaan kita terhitung ringan dibanding dengan kemuliaan kekal. Dan masa sukar menolong kita untuk membangun iman kita. Kalau Saudara memberikan respon yang benar terhadap penderitaan maka hal tsb akan memberikan keuntungan yang bersifat kekal. Pengalaman lembah Saudara yang sementara akan membantu Saudara memperoleh kemuliaan kekal, yang jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Hal ini membawa pada point berikutnya :

5. PENGALAMAN LEMBAH ADA TUJUANNYA

Tuhan punya alasan membawa Saudara melewati pengalaman lembah, apakah itu kekecewaan, patah semangat, depresi, Tuhan selalu memiliki alasan dibelakang itu semua.

1 Petrus 1:6

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagaipencobaan.

Bukan 1 pencobaan atau beberapa pencobaan, tetapi berbagai macam pencobaan –ada banyak macam pencobaan. Ada lembah keuangan, lembah masalah emosi, lembah hubungan, lembah kesehatan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Jadi pengalaman lembah kehidupan bukan sesuatu yang kebetulan tetapi Tuhan ingin membangun iman Saudara dalam lembah kehidupan.

Saudara, kita semua senang pengalaman di puncak gunung. Tetapi kita tidak membangun iman di pengalaman puncak gunung. Waktu segala hal berjalan baik, Saudara pasti tidak merasa terlalu perlu Tuhan. Tapi kalau Saudara berhadapan muka dengan muka dengan pengalaman lembah, Saudara pasti akan berlutut dan mencari Tuhan, itulah waktu Saudara lebih dekat dengan Tuhan.

Saudara tidak membangun otot Saudara dengan berendam di jacuzi. Saudara membangun otot Saudara dengan pergi ke gym dan mengangkat beban. Begitu juga dengan iman kita. Kalau kita sementara melewati pengalaman lembah, hal tsb bukan karena Tuhan marah terhadap kita. Tuhan adalah Tuhan yang baik dan TUHAN LEBIH TERTARIK PADA KARAKTER KITA DARIPADA RASA NYAMAN KITA. Tujuan utama Tuhan bukan meningkatkan rasa nyaman Saudara tetapi mengubah Saudara sehingga Saudara makin serupa dengan Yesus.

APA YANG HARUS SAUDARA LAKUKAN WAKTU SAUDARA MELEWATI LEMBAH?

MAZMUR 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

1. TOLAKLAH KETAKUTAN

2 TIMOTIUS 1:7

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban

KELUARAN 14

Musa memimpin 3 juta orang Israel keluar dari Mesir. Kemudian mereka dapat masalah. Ada L. Merah di hadapan, kanan kiri p belantara dan gunung, sementara di belakang tentara Mesir mengejar. Mereka terpojok, , terhenti, tidak punya jalan keluar.

14:10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN

Ketakutan mengerjakan 4 hal dalam diri Saudara :

  1. KETAKUTAN MEMBUAT KITA SKEPTIS

Ketakutan membuat kita penuh keraguan, penuh ketidak percayaan.

14:11 dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?

Saudara bisa melihat sarkasme orang Israel? Musa, emangnya gak ada kuburan di Mesir jadi kamu bawa kita ke sini untuk mati? Mereka jadi skeptis. Kalau Saudara punya tendensi untuk meragukan sesuatu, sinis, skeptis, atau sarkastik.....akar masalahnya adalah ketakutan.

  1. KETAKUTAN MEMBUAT KITA MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Kita fokus pada diri kita sendiri, kebutuhan kita sendiri. Waktu kita takut, kita tidak peduli dengan kebutuhan orang lain –yang Saudara pikirkan hanya bagaiman Saudara bisa survive.

14:11 Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

Sebenarnya mereka sudah jadi budak selama 400 tahun lebih di Mesir! Mereka berdoa-berdoa minta Tuhan lepaskan dari Mesir. Sekarang mereka menyalahkan Musa! Kalau Saudara ketakutan maka Saudara akan menyalahkan orang lain. Saudara tidak mau mengambil tanggung jawab. Saudara membenarkan diri Saudara sendiri dan menuduh orang lain. Ketakutan membuat kita egois, memikirkan kebutuhan kita sendiri, hanya mementingkan diri sendiri. Kita tidak mau bertanggung jawab atas hidup kita dan orang lain. Kita lempar batu sembunyi tangan. Kita menyalahkan orang lain.

  1. KETAKUTAN MEMBUAT KITA KERAS KEPALA

Waktu kita takut, kita cenderung keras kepala.

14:12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

Survey menunjukkan 70% orang di dunia ini menolak perubahan. Dan berapa banyak Saudara tahu hanya ada 1 hal yang pasti dalam hidup ini : PERUBAHAN! Ketakutan membuat kita menolak segala sesuatu yang baru. Saudara, waktu orang menolak perubahan, biasanya itu karena mereka takut.

  1. KETAKUTAN MEMBUAT KITA BERPIKIR PENDEK

14:12 Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

Ketakutan membuat kita hidup di masa lalu. Kita mulai berjalan mundur/backward, berputar balik, kembali ke Mesir. Orang Israel berkata, “Kita tidak mau ke T. Perjanjian, kita tidak mau ke Tanah yang berlimpah susu dan madu, kita ingin kembali ke Mesir.” Mereka berpikiran pendek. Mungkin mereka mulai berkata, “Ingat nggak masa lalu yang indah?” Masa lalu yang indah apa? Mereka tidak punya masa lalu yang indah di Mesir. Mereka jadi budak di sana, dilecehkan, diperlakukan secara salah, dihukum. Tetapi faktanya adalah : mereka lebih suka PERBUDAKAN daripada KETIDAKPASTIAN. Hari-hari ini banyak orang takut kebebasan. Mengapa? Kalau Saudara jadi budak, Saudara tidak usah buat keputusan sendiri. Saudara tidak perlu bertanggungjawab atas kehidupan Saudara sendiri.

2. TOLAK PATAH SEMANGAT

MAZMUR 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Daud berjalan.... Dia tidak lari, panik, teriak-teriak ketakutan! –he stays cool. Daud memutuskan untuk tidak kehilangan ketenangan waktu dia berjalan melewati lembah. Dia memutuskan untuk menolak pikiran-pikiran yang melemahkan (mati aku, mati aku, aku pasti gak bisa, aku pasti jatuh miskin, aku pasti cerai, aku pasti gak laku kawin), dia memilih untuk tidak patah semangat. Bagaimana caranya? Fokus pada kuasa Tuhan bukan pada masalah Saudara Kuncinya : Saudara harus fokus pada YESUS, bukan KEADAAN. Pada JURUSELAMAT bukan pada SITUASI. Bukan pada PROBLEM tapi pada KUASA TUHAN.

3. DEKATKAN DIRI PADA HADIRAT TUHAN

Tuhan bukan seorang yang tidak nyata. Tuhan adalah seorang pribadi. Dan pribadi memiliki hadirat.

MAZMUR 23:4

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;

Daud katakan, “Tuhan Engkau selalu besertaku di dalam lembah kelam.” Saudara tidak akan pernah melewati lembah kelam sendirian. Saudara tidak akan pernah melewati masa kelam seorang diri. Tuhan menjanjikan hadirat-Nya

Yesaya 43:2

Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.

Sekarang coba lihat ayat 5 dalam Maz.23, ada perubahan kata ganti orang.

3 ayat pertama untuk Tuhan digunakan kata ganti orang ke-3 “Dia.”

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Tetapi waktu Daud berjalan dalam lembah kelam dia tidak bicara TENTANG TUHAN, tetapi dia berbicara KEPADA TUHAN!

23:4, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Di dalam lembah Daud bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. The ultimate become intimate. Religion become relationship. Jadi mendekatlah pada Tuhan pada waktu melewati lembah kelam.

4. BERGANTUNGLAH PADA PERLINDUNGAN & PIMPINAN TUHAN

Mazmur 23:4

gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

v Gada : panjang sekitar 65 cm, di ujungnya ada kepala yang berat. Setiap kali ada serigala mengganggu domba, sang gembala menggunakan gada seperti misil dan mengusir serigala. Tuhan juga selalu menjaga kita dari serangan setan. Tidak ada senjata yang ditempa melawan kita akan berhasil. Setiap kali setan menyerang kita maka Tuhan adalah gembala yang baik, maka Yesus akan menggunakan gadanya sehingga setan datang dari satu jurusan tapi pergi kocar kacir ke 7 jurusan.

v Tongkat : panjang dengan ujung seperti pengait. Jadi gembala menggunakan pengait ini untuk membuat domba tetap dekat dengan dia. Itu sebabnya Alkitab katakan bahwa Dialah yang mengangkat kepalaku, yang membuatku selalu memandang kemulian-Nya.

23:4 Yea, though I walk through the valley of the shadow of death

Daud tidak berjalan di valley of death tapi valley of the SHADOW of death. Banyak orang takut dengan bayangan, bahkan bayangannya sendiri! Setiap kita akan mengalami “pengalaman bayangan” ini, dan kita perlu mengetahui 3 hal tentang bayangan ini :

  1. BAYANGAN SELALU LEBIH BESAR DARI KENYATAAN

Saudara ketakutan dan kekuatiran selalu lebih besar dari masalah sesungguhnya.

  1. BAYANGAN TIDAK BISA MENYAKITI KITA

Ada yang pernah dipukul oleh bayangan? Bayangan adalah sesuatu yang tidak nyata, mungkin menakutkan Saudara tetapi tidak bisa menyakiti Saudara.

  1. TIDAK AKAN ADA BAYANGAN KALAU TIDAK ADA SINAR

Waktu Saudara berjalan dalam lembah bayang-bayang maut Saudara merasa sendirian, “Tuhan sudah melupakan aku, aku dibiarkan sendirian.” Tapi setiap kali ada bayangan berarti ada sinar di dekat tempat tsb. Yesus adalah terang dunia.

If u look to the world, u will be distressed

If u look inside u, u will be depressed

But if u look to Jesus u will find rest.

Semuanya ada dalam pilihan Saudara, kemana Saudara mengarahkan mata Saudara.

Waktu Saudara berjalan dalam lembah jangan lihat pada bayangan, lihatlah pada Sang Terang!

MAZMUR 34:20

Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;

Jadi orang Kristen juga mengalami pengalaman lembah. Sama seperti orang lain, orang Kristen juga mengalami kekecewaan, penderitaan, kehilangan orang yang dikasihi, punya masalah keuangan, masalah keluarga....TETAPI ada satu perbedaan BESAR. Orang percaya dan orang tidak percaya melewati jalan yang sama, perbedaan bagi orang percaya adalah bukan pada tidak adanya KEKELAMAN/bayangan tapi KEHADIRAN SANG GEMBALA! Tuhan beserta kita, hadirat serta kuasa-Nya akan membawa kita ke level yang lebih tinggi lagi!