Jumat, 14 Mei 2010

Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus

By nias

Cinta kasih bukan saja sebuah perintah dari Tuhan kepada umat Kristen melainkan juga merupakan sebuah hukum dasar. Dari sini umat Kristen mempunyai satu hukum kehidupan yakni hidup dalam cinta kasih seperti Kristus. Cinta kasih menjadi dasar dan ukuran dari segala perbuatan untuk menghadirkan kebaikan Allah dan cinta-Nya kepada sesama.

Yesus Kristus sendiri telah menyatakan cinta kasih Allah kepada umat manusia dengan kata-kata dan perbuatan-Nya yang nyata dan memberi daya hidup bagi yang menerimanya. Sejalan dengan itu Ia pun memerintahkan supaya umat kristiani hidup saling mengasihi, melakukan perbuatan-perbuatan kasih, bahkan mendorong supaya tidak takut berkorban demi cinta kasih seperti Ia sendiri telah perbuat. Cinta kasih bersumber dari Allah dan dikonritkan oleh Putera-Nya dalam kebersamaannya dengan orang-orang miskin. Setiap orang yang melanjutkan kasih itu dalam kehidupannya, ia lahir dari Allah dan mengenal Allah.

Atas dasar ini, Tuhan mengajak kita untuk senantiasa membangun suatu relasi kasih dengan sesama sebagaimana kita dapat membangun relasi kasih dengan Allah. Dari sebab itu pula tidak mesti ditanya lagi “mengapa kita mesti hidup saling mengasihi?” karena orang-orang Kristen bukan saja mau menyembah Allah sebagai Tuhannya tetapi juga mau menjadikan-Nya pusat hidup dan perjuangannya; tidak saja mau mengagumi perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib, melainkan pula mau meneladani karya-karya penyelamatan-Nya sebagaimana telah dinyatakan oleh putera-Nya Yesus Kristus. Orang Kristen mau hidup sebagai umat Allah yang memperhatikan bimbingan Tuhan ini “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra, dan saling mengampuni sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef 4:32).

Dalam situasi dan kondisi hidup dewasa ini memang masih relefan bila ditandaskan lagi bahwa umat Kristen akan berhasil mengasihi secara benar kalau dia mampu menghindari dirinya dari “dendam kesumat, kemarahan, dan pertikaian” (Ef 4:30-31) dan dari “cinta diri sendiri” sebab butirßbutir ini dapat menjadi penghalang dan perusak kesatuan antara manusia dengan manusia, bahkan antara manusia dengan Allah. Kasih yang benar tidak mengenal batas waktu, tempat dan orang. Kasih yang benar adalah merupakan wujud keikhlasan untuk mentaati, setia meneladani Kristus yang telah memberikan teladan cinta kasih dengan “mendokan mereka yang telah menyakitinya”, “menyembuhkan orang-orang sakit”, “menghibur orang-orang yang berduka”, “memberi makan kepada orang-orang yang lapar”.

Cinta kasih kristiani tidak tertutup dalam dirinya sendiri, melainkan terbuka untuk semua tanpa membeda-bedakan suku, daerah, warna kulit dan status sosial. Kasih kristiani mau berjumpa dengan siapa saja, bahkan dengan Tuhan sendiri. Cinta kasihlah yang memberikan kita kegembiraan dalam berbagai kegiatan pewartaan ataupun pelayanan. Cinta kasih juga memberi kita keberanian untuk mengampuni, menerima orang lain apa adanya mereka. Cinta kasih memelihara semuanya.

Mungkin Anda saat ini sedang menghadapi sebuah tantangan besar bagaimana mewujudkan cinta kasih di dalam keluarga, di lingkungan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari? Itulah sebuah kenyataan dalam hidup bersama yang sering kali hanya bisa di atasi dengan keberanian mewujudkan “hidup dalam cinta kasih seperti Kristus sendiri” dan berdoa. Dengan sikap dan cara yang demikian maka kita dapat berharap bahwa akhirnya situasi dan kondisi hidup yang dihadapi akan menjadi baru. Semoga engkau dan aku, dan kita semua menjadi penyaksi hidup dalam cinta kasih.

P. Metodius Sarumaha, Ofm Cap.


Tiga Langka

Renungkan ilustrasi ini: Pada waktu terjadi pemberontakan di suatu daerah, sehingga daerah itu terisolasi dari pemerintah pusat, maka apa yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat? Ada 3 langkah biasanya yang akan dilakukannya :

  1. Mengirimkan orang-orang khusus untuk menyusup ke wilayah tersebut dan membuka komunikasi, sehingga pemerintah tahu kondisi setempat. Setelah data-data dan bukti-bukti lengkap antara siapa yang berpihak kepada pemerintah dan siapa yang berpihak pada pemberontak, maka langkah kedua dilakukan.

  2. Membasmi pemberontakan itu. Setelah pemberontakan dibasmi barulah langkah ke-3 dapat dilakukan tanpa gangguan.

  3. Memulihkan kehidupan masyarakat di tempat tersebut dengan pembangunan fisik (rumah, kesehatan, transportasi, dsb).

Demikian pulalah yang dilakukan oleh Allah ketika terjadi pemberontakan oleh setan di bumi ini. Ada 3 langkah yang dilakukan Allah :

Langkah Pertama: Mengirim putra-Nya ke bumi untuk membuka sarana komunikasi yang selama ini terhambat akibat dosa Adam. Apa prinsip ayatnya?

  • 2 Samuel 14:14, "Sebab kita pasti mati, kita seperti air yang tercurah ke bumi, yang tidak terkumpulkan. Tetapi Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya."

  • Perhatikan!! Kata "Kita pasti mati (karena kita tidak sempurna); ... Ia merancang supaya seorang yang terbuang supaya jangan tinggal terbuang dari pada-Nya (kedudukan kita sebenarnya sudah terbuang/terputus dari Allah akibat dosa Adam akan tetapi apa yang Allah rencanakan agar kita tidak tinggal terbuang dari padanya? Yaitu dengan mengirim putra-Nya ke bumi agar kita bisa didapati layak di hadapannya melalui korban tebusan putra-Nya.)

  • Yohanes 14:6, "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

  • Perhatikan!! Ayat ini menunjukkan bahwa hubungan komunikasi kita dengan Allah telah terputus, akan tetapi dengan adanya Yesus Kristus, hubungan komunikasi kita dapat tersambung lagi. Kita dapat datang kepada Allah melalui Yesus.

    Dan bukan hanya membuka sarana komunikasi yang terputus, tapi Yesus juga akan melakukan pemisahan antara yang berpihak pada Allah dan Setan.

  • Matius 25: 31-32, "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas tahta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing."

  • Perhatikan!! Siapa yang dimaksud dengan anak manusia? Yesus bukan? Dan apa yang akan dilakukannya? Memisahkan orang-orang yang berpihak pada Allah (bersifat seperti domba) dan yang berpihak pada Setan (bersifat seperti kambing).

Itulah sebabnya, walaupun Yesus telah menebus kita, kita masih dikungkung oleh ketidak sempurnaan dan lingkungan yang tidak mendukung. Karena saat ini, Yesus sedang melakukan langkah pertama, yaitu memulihkan hubungan kita dengan Allah dan injil kerajaan ini disampaikan kepada orang-orang untuk dapat menentukan siapa yang mau menerima atau tidak. Baru langkah ke-2 akan dilaksanakan.

Langkah Kedua: Membinasakan Pemberontakan setan itu di Armagedon

  • Wahyu 16: 14&16, "Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapakan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa. Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani di sebut Harmagedon. (Atau dalam istilah yang lebih dikenal umum ialah "kiamat".) Siapa yang akan memimpin?

  • Wahyu 19: 13-14, "Dan ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah". Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

  • Perhatikan!! Kata "Nama-Nya ialah "Firman Allah" (Yohanes 1: 14 menunjuk kepada Yesus); "Raja segala raja dan Tuan di atas segala Tuan" (Wahyu 17: 14 menunjuk kepada "Anak Domba" dan ini tidak lain adalah Yesus Kristus); Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti dia (ini menunjukkan bahwa Yesuslah yang akan memimpin pemusnahan dari pemberontak setan)

  • Mazmur 37: 9, "Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri.

Langkah Ketiga

Memulihkan kehidupan umatnya di bumi firdaus. Langkah ini baru dapat dilaksanakan secara fisik, karena Setan si Iblis dan pengikutnya telah dibinasakan sehingga tidak mengganggu lagi.

  • Matius 6: 9-10, "Kondisi di bumi akan sama seperti di sorga."
  • Yesaya 35: 5&6, "Orang buta dan timpang dapat melihat dan berjalan dengan normal."
  • Yesaya 33: 24, "tidak ada penghuni yang akan mengatakan aku sakit."
  • Yohanes 5: 28-29, "Adanya harapan kebangkitan bagi orang-orang yang kita kasihi."