Senin, 10 Mei 2010

Yesus Juruselamat & Kemerdekaan

A-4445

Tanggal 17 Agustus nanti negeri kita akan merayakan kemerdekaannya yang ke 65. Apa yang terjadi kepada seseorang di usia ke 65 tahun? Bisakah juga diparalelkan dengan hidup kebangsaan kita. Saya kutip apa yang dituliskan Christian Guswai dalam artikelnya tentang Financial Planning. Ia mengatakan bahwa kondisi keuangan 100 orang pada saat mereka berusia 65 tahun adalah sebagai berikut:

  • Kaya raya : 1 %
  • Mandiri secara keuangan : 4 %
  • Masih harus bekerja : 5 %
  • Meninggal dunia : 36 %
  • Hidup tergantung pada orang lain : 54 %

Dengan kata lain, 95 % tidak berada dalam kondisi keuangan yang menyenangkan. Ingatlah bahwa itu hanya gambaran individu bukan sebuah negara. Tapi bagus juga jika setelah 65 tahun kita bisa memilih, kira-kira negeri kita ada di posisi mana?

Kemerdekaan atau tema kebebasan juga menjadi tema sentral Alkitab. Allah membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir, kemudian dari berbagai kerajaan seperti Babilonia, Asyur, dsb. Allah dalam Alkitab adalah Allah yang membebaskan umatNya dari ketertindasan. Kebebasan dari ikatan yang membelenggu adalah tema sentral dalam Alkitab. Bagian mana saja dalam Alkitab anda baca maka anda akan membaca janji Allah untuk membebaskan umat-Nya.

Tetapi Allah menjanjikan segala yang baik asalkan umatNya mendengarkan dan menaati perintah-Nya. Tidak ada yang serta merta. Tidak ada yang datangnya sebagai kewajiban Allah. Sekalipun kasih-Nya sangat besar bagi umat-Nya, tetap saja Ia menunggu saatnya, menungu tampilnya orang yang terbeban, menunggu matangnya sebuah situasi. Dalam hal ini Allah memakai semacam ’syarat’ bagi kemerdekaan itu sendiri.

“Persyaratan ketaatan rohani mendahului semua berkat Allah kepada umatNya. Dan untuk memelihara berkat-Nya, ketaatan juga yang menjadi kuncinya”

Kita tidak bisa menyuap-Nya agar memberikan kepada kita yang kita minta, atau berpikir untuk membayar-Nya dengan harta setelah mendapatkan yang kita minta dengan harapan tidak perlu ada ikatan moral di antara kita dengan Tuhan. Hubungan anda dengan Tuhan sangat berbeda dari hubungan anda dengan seorang dukun. Anda hanya perlu membayar dukun atau para normal setelah anda selesai dengan urusan anda. Bukankah jenis transaksi macam ini lazim dalam dunia perdagangan bahkan dunia prostitusi.

Berbeda dalam hubungan anda dengan Tuhan! Anda tidak bisa membuat Tuhan menerima kerusakan moral anda dan setuju dengan anda atas motif yang menyeleweng dari kebenaran dan keadilan-Nya. Jika Allah bisa setuju dengan ketidak benaran, maka itulah yang terjadi kepada sejumlah anak Tuhan yang mengaku diberkati Tuhan tetapi dengan memakai cara sendiri untuk mendatangkan berkat tersebut.

Untuk kemerdekaan anda dari dosa, anda memerlukan pertobatan. Anda tidak bisa menyuruh Tuhan memaksa anda bertobat. Allah membutuhkan kesadaran anda sedikit saja sebelum Ia mendapat celah mencurahkan Roh Kudusnya untuk menempelak anda akan dosa. Sistem keadilan Tuhan telah menuntut anda dan saya untuk mempertanggung jawabkan seluruh perbuatan kita baik dan jahat.

Yesus datang untuk membebaskan Umat Allah dan dunia ini dari dosa. Tetapi Ia tidak serta merta melakukannya untuk anda dan saya sampai kita datang kepada Yesus dan memohon agar kuasa dan kasih-Nya memenuhi hati anda. Diperlukan langkah awal seperti ketika para imam dalam Perjanjian Lama melangkahkan kakinya masuk ke sungai Yordan barulah sungai itu berhenti mengalir. Anda harus berada di tepian laut merah sebelum tongkat Musa diangkat dan laut terbelah. Anda harus memberikan kemudahan kepada Allah bekerja bagi anda dengan cara menyediakan bensinnya maka api akan datang dari Tuhan menghanguskan sifat berdosa kita.

Yesus menyembuhkan orang juga dengan prinsip yang sama. Walaupun Alkitab di beberapa tempat hanya mengatakan bahwa Ia menyembuhkan orang sakit, seolah-olah tidak ada apapun yang mendahului kesembuhan, dibagian lainnya justru disebutkan Yesus berkata, “Imanmu menyelamatkanmu!”.

Dalam soal keselamatan, diperlukan pertobatan, kelelahan berbuat dosa, kejenuhan berdosa, dan keinginan untuk menjadi baik dan berhenti berbuat dosa. Keinginan saja sudah cukup bagi Allah untuk memulai langkah awal melanda kita dengan kasih-Nya. Nah, waktu Allah melanda kita, barulah kita mendapat penguatan dalam diri kita untuk benar-benar berhenti berbuat dosa dan menjadikan Allah berada di pusat kehidupan kita. Memberikan kepada Allah kesempatan untuk mengubah kehidupan anda.

Thomas Nelson memberikan gambaran yang baik tentang bagaimana proses pelepasan yang jelas sama dengan pertobatan itu terjadi:

“Bayangkanlah sebuah perusahan dengan sebuah kantor untuk direktur yang juga adalah pemilik perusahaan, dan katakanlah dia memiliki sekelompok staff termasuk sekretaris, bendahara, Kepala Divisi Produksi, Manager Pemasaran, dsb. Ada staff yang baik, ada yang tidak baik. Sekarang, ketika semua aliran masalah menumpuk menjadi satu di meja kantor direktur, ia menjadi stress dan tertekan sekali kemudian dalam keputus asaannya Tuhan Yesus datang, mengetuk pintu kantornya dan menawarkan, ‘Mari datanglah kepadaKu sebab kamu berbeban berat. Aku akan memberikan keteduhan kepadamu…’.

Kemudian direktur itu membuka pintu hatinya dan mempersilahkan Yesus masuk dan memberikan kepada-Nya posisi sebagai direktur perusahaannya, sedangkan ia sendiri turun menjadi Manajer Divisi.

Langkah selanjutnya, Tuhan Yesus mengatakan kepada Manajer Divisi yang baru itu yaitu mantan pemilik, untuk memecat pegawai-pegawai yang tidak baik itu. Manage Divisi mulai menjalankan tugasnya untuk bertindak dan berkata, “alam nama Yesus Kristus, Aku memerintahkan kamu untuk keluar!”

Nah, sekali lagi perhatikanlah bahwa Yesus tidak bisa memaksa masuk sampai kita membuka pintu. Ia tidak bisa berbuat banyak sampai kita sendiri memberikannya peluang dan celah untuk bertindak.

Demikianlah kemerdekaan itu datang pada kita. Kita mesti memulai dengan keinginan lepas dari ikatan. Sama seperti orang yang dirasuk setan di gadara, ia menjumpai Yesus. Tiak ada kesimpulan lain yang bisa diambil kecuali bahwa kemanusiaan pria yang terikat oleh legion itu sangat menderita dan menginginkan kelepasan, itu sebabnya ia menjumpai Yesus.

Biarlah jiwamu mendapat kemerdekaan yang sesungguhnya. Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar