Senin, 21 Februari 2011

AKIL BALIG ( 2 )

“Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.” ( Lukas 15 : 22 )

Kalau belum waktunya dewasa, ia memaksakan haknya diberikan sebelum waktunya, itu tandanya ketidakdewasaan. Maka pendidikan paling luar biasa yang dia harus alami adalah pendidikan kandang babi, sama seperti anak bungsu yang ada, setelah lewat proses itulah baru dia akan menyadari keadaannya. Hatinya berubah menjadi hati hamba, artinya terjadi kerendahan hati dan tidak muncul kecongkakan dalam dirinya. Orang sering kali tidak pernah jujur dengan dirinya persoalannya karena anda tidak pernah jujur dengan Tuhan. Saya belajar bertahun-tahun, kalau saya lagi iri sama orang, saya berkata: “Tuhan, saya iri dengan dia, aku tahu ini tidak benar, tetapi aku iri.” Terus terang saja daripada mengatakan: “Tuhan, bukankah Engkau begini, begini, begini..” Tuhan akan berkata: “Menghabiskan waktu-Ku nak, katakan saja kamu iri kan?” Selesai urusannya. Bicara to the point sama Tuhan, dengan manusia anda mungkin tidak bisa sebab akan disalibkan langsung kalau anda berkata begitu. Kedewasaan tidak ada kaitannya dengan usia kita, atau sudah berapa lama kita melayani. Ada orang-orang yang memang harus melewati pendidikan “kandang babi” untuk menjadi dewasa. Tetapi dari pihak Tuhan, DIA mau berkata: “Tidak harus nak, kalau engkau mengerti yang namanya merendah.” Ingat, Yusuf mendapatkan jubah yang maha indah, itu pertanda otoritas yang utuh diberikan kepadanya dan itu hanya diberikan kepada anak yang sudah akil balig atau sudah dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar